TUGAS KLASIFIKASI ADOPTER , ADOPSI, DAN DIFUSI DI KELOMPOK TANI SUKA MAJU
DESA TARAJU
MATA KULIAH DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN
Oleh:
Ikin
Markin
NIRM: 04.1.15.0760
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
PERTANIAN BOGOR
2015
Kelompok
tani Suka Maju telah berdiri sejak tahun 1994 yang diketuai oleh Bapak Didid
Junaedi. Sudah banyak penyuluh yang datang untuk menyuluh kelompok tani ini,
sudah banyak pula bantuan yang diterima oleh kelompok tani ini dari pemerintah
baik itu berupa alsintan, bibit/benih unggul, dan yang lainya. Luasan
kepemilikan lahan dari tiap anggota cukup kecil , dari data yang saya daptakan
anggota kelompok tani semuanya hanya memiliki lahan dengan luas kurang dari
0,15 Ha.
I.
KLASIFIKASI
ADOPTER
Kelompok tani Suka
Maju memiliki 47 anggota yang terdiri dari 7
orang golongan pengetrap awal
(15%), 7 orang golongan pengetrap akhir (15%), dan 33 orang golongan penolak
(70%). Tidak titemukan dari kelompok tani ini golongan perintis ataupun
golongan pengetrap dini yang mana kedua golongan ini adalah golongan yang bisa
dibilang cepat dalam menyerap adopsi.
30
20
Perinris P. Dini P. Awal P. Akhir Penolak
(Grafik
Golongan)
Tidak ada petani
muda ataupun pemuda yang ikut terjun ke lapangan untuk bertani. Dari 47 anggota
kelompok terdapat 10 orang yang aktif mengikuti penyuluhan. Pada umumnya petani
lebih fokus berdagang untuk mendapatkan nafkah dibanndingkan dengan
usahataninya.
II.
IDENTIFIKASI
ADOPSI
Penyuluhan
yang disampaikan kepada petani adalah berupa materi yang baru atau suatu
inovasi. Petani bisa dikatakan masih rendah dalam menyerap suatu inovasi,
karena yang mempraktikan hanya ketua kelompok taninya saja, itupun dalam
penerapanya masih belum sempurna seperti yang dibicarakan oleh penyuluh. Dari
penyampaian inovasi yang disampaikan oleh penyuluh ketua kelompok tani
mengatakan dari 10 orang yang menghadiri penyuluhan hanya 1-3 orang yang
menadopsi.
Ketua
kelompok tani mengutarakan bahwa setiap ada peyuluhan mereka lebi sering tidak
mengadopsi atau belum mengadopsi. Pada prosesnya petani mulai sadar bila
inovasi yang disampaikan bisa lebih menguntungkan daripada usahatani yang
dilaksanakannya saat ini, dari itu petani mulai sadar dan bertanya mengenai
inovasi tersebut, setelah mengetahui dengan cukup baik petani mulai mencoba. Baru
hasil percobaanya yang dirasa lebih menguntungkan daripada usahataninya, petani
baru menerima dinovasi tersebut, namun kerap kali dalam penerapanya masih
terkesan asal-asalan. Misal dalam penerapan jajar legowo.
Penyuluh
menyampaikan inovasi mengenai penerapan jajar legwo pada padi yang pada umumnya
masyarakat belum mengetahui tekhnik jajar legowo yang biak dan benar. Selain
memberi mareri penyuluhan, penyuluh mempraktikan kepada petani bagaimana menerapkan
penanaman sistem jajar legowo yang baik dan benar. Setelah melihat dari
penyuluh petani langsung mempraktikan bersama penyuluh hingga bisa melakukan dengan benar.
Seselainya
dari penyuluhan petani masih mengingat praktik penerapan jajar legowo, namun
banyak kendala yang menghambat adopsi, contoh dalam penerapan sistem tanam
jajar legowo yaitu:
1.
Petani
seringkali malas dalam penerapan suatu inovasi misal pada jajar logowo, karena
dianggap ribet sehingga petani tetap melakukan sistem tanamnya sebagaimana yang
biasa petani lakukan.
2.
Petani
sering memakai jasa buruh tani untuk penanam padi, semetara buruh tersebut
belum mengetahui atau tidak mau menerapkan sistem tanam jajar legoewo.
3.
Petani
tidak fokus pada usahataninya dan lebih fokus pada usahanya yang lain. Sehingga
usahataninya bisa dikatakan masih asal-asalan terutama dalam peneraan sistem
tanam jajar legowo.
4.
Petani
menganggap bahwa sistem jajar legowo membuat satu jajar dari setiap barisan
tanaman padi tidak diisi tersebut terbuang sia-sia.
III.
IDENTIFIKASI
DIFUSI
Petani
yang mengadopsi sering menjadi pembantu penyuluh, karena petani yang menadopsi
sering menjadi sorotan oleh petani lainya dalam penyebaran suatu inovasi yang
telah dterapkan. Proses difusi ini diawali dengan bertanyanya seorang petani
kepada petani yang telah mengadopsi sehingga petani yang mengadopsi
menyampaikan serta meyakinkan kepada
petani yang bertanya higga petani yang bertanya menerapkan inovasi tersebut
dari petani yang terlebih dahulu mengadopsi.
Inovasi
yang terbukti lebih menguntungkan
membuat petani yang lainya ikut menerapkan dengan harapan bisa mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari penerapkan inovasi tersebut, meskipun sedikit
petani yang tertarik dengan inovasi yang diterapkan tersebut.
Komentar
Posting Komentar