BENTUK KEKELIRUAN YANG SELAMA INI
DIJUMPAI DALAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

1.      Kelembagaan-kelembagaan yang dibangun terbatas hanya untuk memperkuat ikatan-ikatan horizontal, namun lemah dalam ikatan vertikal. vertikal.

2.      Kelembagaan dibentuk lebih untuk tujuan distribusi bantuan dan memudahkan tugas kontrol bagi pelaksana program, bukan untuk peningkatan social capital masyarakat secara mendasar. Tidak Mengherankan jika sebuah kelembagaan akan bubar sesaat setelah ditinggalkan pelaksananya.


3.      Struktur keorganisasian yang dibangun relatif seragam, yang bias

4.      Meskipun kelembagaan sudah dibentuk, namun pembinaan yang dijalankan cenderung individual terbatas kepada pengurus dan tokoh tokoh dengan prinsip ”trickle down effct”, bukan social learning approach.


5.      Pengembangan kelembagaan selalu menggunakan jalur struktural, dan lemah dari pengembangan aspek kulturalnya. Sruktur organisasi  dibangun lebih dahulu, namun tidak diikuti perkembangan aspek kulturalnya (visi, motivasi, semangat, manajemen, dan lain-lain).

6.      Introduksi kelembagaan lebih banyak melalui budaya material dibanding nonmaterial, atau merupakan perubahan yang materialistik.

7.      Introduksi kelembagaan baru telah merusak kelembagaan lokal yang ada sebelumnya, termasuk merusakkan hubungan-hubungan horizontal yang telah ada.

8.      Jika dicermati secara mendalam, pada hakikatnya, pengembangan kelembagaan masih lebih merupakan jargon politik daripada kenyataan yang riel di lapangan.

9.      Kelembagaan pendukung untuk  tidak dikembangkan dengan baik, karena struktur pembangunan yang sektoral.  Kekeliruan ini datang dari pola pikir bahwa kelembagaan lokal dianggap tidak memiliki “jiwa” ekonomi yang memadai karena itu harus diganti, produksi sehingga yang dibangun adalah kelembagaan-kelembagaan yang ada pada kegiatan produksi saja


REFERENSI
Institutional building

Syahyuti, Bentuk kekeliruan yang selama ini dijumpai dalam pengembangan kelembagaan,  (2003)

Komentar